Say hello,

Jumat, 05 November 2010

Shared yuuukk.... :D

Mengingat kepentingan dalam hal prioritas, kalangan kita sering menemukan kendala ataupun kesulitan dalam hal membagi waktu menentukan hal apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan. Banyak hal yang menuntut kita untuk bersaing dengan waktu, tidak terkecuali hal ini dialami oleh sebagian mahasiswa.
Menurut gue, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk refreshing bukan hanya sekedar mengisi waktu luang tapi menyisihkan waktu untuk memanjakan otak dari kesibukkan yang menggerakkan anggota tubuh. Laporan, laporan, laporan bukan hal lain lagi untuk  menjadi alasan kesibukkannya.
Hal yang menjadikan seseorang memiliki waktu kurang dari 24 jam dalam sehari adalah rasa mengeluh. Dan ada beberapa orang yang memiliki waktu  lebih dari 36 jam dalam sehari karena adanya menikmati waktu tanpa mengeluh dan mensyukuri segala yang terjadi saat itu. Nikmat yang tak terhingga selalu mengalir dalam waktu itu. Alhamdulillah..
Percaya nggak ada waktu dalam sehari itu 36 jam bahkan lebih??? Yang bilang percaya baru gue aja mungkin. Kenapa? Karena Alhamdulillah gue merasakan semua kejadian dalam waktu gue penuh hikmad. Maksudnya, segala sesuatu bisa seimbang sesuai rencana dan keinginan gue. Emang apa rahasianya?? Sebenernya ini tuh bukan rahasia yang disimpan oleh negara ataupun kalangan orang penting sekalipun. Hanya satu kata yang mungkin bisa kalian kembangkan arti dan maksud dari kalimat yang gue kasih ini. 
“Berusahalah untuk memperdayakan waktu jangan sampai waktu yang memperdayakan kita”. 
Kalimat itu selalu gue pegang jdalam prinsip gue kok. So far, selama mau melakukannya dengan perlahan tapi pasti tanpa terburu-buru insyaallah kita bakal nemuin ketenangan dalam hidup serta puas memiliki waktu yang cukup panjang.
Buat readers, pesan dari gue adalah percayakan pada diri kita sendiri untuk bisa melakukan hal yang terbaik tanpa tergesa-gesa dan secara konstan dengan menikmati segala kejadian yang ada serta mensyukurinya dan jangan ada rasa untuk mengeluh sedikitpun. Karena rmenurut gue, rasa mengeluh itu adalah perasaan berontak, protes, dan kecewa terhadap jalan yang dipilihkan oleh Tuhan. Mudah-mudahan gak ada yang sampai begitu yaa.. Astagfirullah.
Dengan begitu keriput-keriput pada wajahmu sedikit berkurang bahkan menghilang. #eh?? hehe

Shared yuuuuk... :D

Mengingat kepentingan dalam hal prioritas, kalangan kita sering menemukan kendala ataupun kesulitan dalam hal membagi waktu menentukan hal apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan. Banyak hal yang menuntut kita untuk bersaing dengan waktu, tidak terkecuali hal ini dialami oleh sebagian mahasiswa.

Menurut gue, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk refreshing bukan hanya sekedar mengisi waktu luang tapi menyisihkan waktu untuk memanjakan otak dari kesibukkan yang menggerakkan anggota tubuh. Laporan, laporan, laporan bukan hal lain lagi untuk  menjadi alasan kesibukkannya.

Hal yang menjadikan seseorang memiliki waktu kurang dari 24 jam dalam sehari adalah rasa mengeluh. Dan ada beberapa orang yang memiliki waktu  lebih dari 36 jam dalam sehari karena adanya menikmati waktu tanpa mengeluh dan mensyukuri segala yang terjadi saat itu. Nikmat yang tak terhingga selalu mengalir dalam waktu itu. Alhamdulillah..

Percaya nggak ada waktu dalam sehari itu 36 jam bahkan lebih??? Yang bilang percaya baru gue aja mungkin. Kenapa? Karena Alhamdulillah gue merasakan semua kejadian dalam waktu gue penuh hikmad. Maksudnya, segala sesuatu bisa seimbang sesuai rencana dan keinginan gue. Emang apa rahasianya?? Sebenernya ini tuh bukan rahasia yang disimpan oleh negara ataupun kalangan orang penting sekalipun. Hanya satu kata yang mungkin bisa kalian kembangkan arti dan maksud dari kalimat yang gue kasih ini. 
“Berusahalah untuk memperdayakan waktu jangan sampai waktu yang memperdayakan kita”. 
Kalimat itu selalu gue pegang jdalam prinsip gue kok. So far, selama mau melakukannya dengan perlahan tapi pasti tanpa terburu-buru insyaallah kita bakal nemuin ketenangan dalam hidup serta puas memiliki waktu yang cukup panjang.

Buat readers, pesan dari gue adalah percayakan pada diri kita sendiri untuk bisa melakukan hal yang terbaik tanpa tergesa-gesa dan secara konstan dengan menikmati segala kejadian yang ada serta mensyukurinya dan jangan ada rasa untuk mengeluh sedikitpun. Karena rmenurut gue, rasa mengeluh itu adalah perasaan berontak, protes, dan kecewa terhadap jalan yang dipilihkan oleh Tuhan. Mudah-mudahan gak ada yang sampai begitu yaa.. Astagfirullah.

Dengan begitu keriput-keriput pada wajahmu sedikit berkurang bahkan menghilang. #eh?? hehe

Shared yuukk... :D

Mengingat kepentingan dalam hal prioritas, kalangan kita sering menemukan kendala ataupun kesulitan dalam hal membagi waktu menentukan hal apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan. Banyak hal yang menuntut kita untuk bersaing dengan waktu, tidak terkecuali hal ini dialami oleh sebagian mahasiswa.
Menurut gue, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk refreshing bukan hanya sekedar mengisi waktu luang tapi menyisihkan waktu untuk memanjakan otak dari kesibukkan yang menggerakkan anggota tubuh. Laporan, laporan, laporan bukan hal lain lagi untuk  menjadi alasan kesibukkannya.
Hal yang menjadikan seseorang memiliki waktu kurang dari 24 jam dalam sehari adalah rasa mengeluh. Dan ada beberapa orang yang memiliki waktu  lebih dari 36 jam dalam sehari karena adanya menikmati waktu tanpa mengeluh dan mensyukuri segala yang terjadi saat itu. Nikmat yang tak terhingga selalu mengalir dalam waktu itu. Alhamdulillah..
Percaya nggak ada waktu dalam sehari itu 36 jam bahkan lebih??? Yang bilang percaya baru gue aja mungkin. Kenapa? Karena Alhamdulillah gue merasakan semua kejadian dalam waktu gue penuh hikmad. Maksudnya, segala sesuatu bisa seimbang sesuai rencana dan keinginan gue. Emang apa rahasianya?? Sebenernya ini tuh bukan rahasia yang disimpan oleh negara ataupun kalangan orang penting sekalipun. Hanya satu kata yang mungkin bisa kalian kembangkan arti dan maksud dari kalimat yang gue kasih ini. 
“Berusahalah untuk memperdayakan waktu jangan sampai waktu yang memperdayakan kita”. 
Kalimat itu selalu gue pegang jdalam prinsip gue kok. So far, selama mau melakukannya dengan perlahan tapi pasti tanpa terburu-buru insyaallah kita bakal nemuin ketenangan dalam hidup serta puas memiliki waktu yang cukup panjang.
Buat readers, pesan dari gue adalah percayakan pada diri kita sendiri untuk bisa melakukan hal yang terbaik tanpa tergesa-gesa dan secara konstan dengan menikmati segala kejadian yang ada serta mensyukurinya dan jangan ada rasa untuk mengeluh sedikitpun. Karena rmenurut gue, rasa mengeluh itu adalah perasaan berontak, protes, dan kecewa terhadap jalan yang dipilihkan oleh Tuhan. Mudah-mudahan gak ada yang sampai begitu yaa.. Astagfirullah.
Dengan begitu keriput-keriput pada wajahmu sedikit berkurang bahkan menghilang. #eh?? hehe

Berbagi tips yuuukk... :D

Mengingat kepentingan dalam hal prioritas, kalangan kita sering menemukan kendala ataupun kesulitan dalam hal membagi waktu menentukan hal apa yang menjadi prioritas untuk dikerjakan. Banyak hal yang menuntut kita untuk bersaing dengan waktu, tidak terkecuali hal ini dialami oleh sebagian mahasiswa.

Menurut gue, tidak ada salahnya kita meluangkan waktu untuk refreshing bukan hanya sekedar mengisi waktu luang tapi menyisihkan waktu untuk memanjakan otak dari kesibukkan yang menggerakkan anggota tubuh. Laporan, laporan, laporan bukan hal lain lagi untuk  menjadi alasan kesibukkannya.

Hal yang menjadikan seseorang memiliki waktu kurang dari 24 jam dalam sehari adalah rasa mengeluh. Dan ada beberapa orang yang memiliki waktu  lebih dari 36 jam dalam sehari karena adanya menikmati waktu tanpa mengeluh dan mensyukuri segala yang terjadi saat itu. Nikmat yang tak terhingga selalu mengalir dalam waktu itu. Alhamdulillah..

Percaya nggak ada waktu dalam sehari itu 36 jam bahkan lebih??? Yang bilang percaya baru gue aja mungkin. Kenapa? Karena Alhamdulillah gue merasakan semua kejadian dalam waktu gue penuh hikmad. Maksudnya, segala sesuatu bisa seimbang sesuai rencana dan keinginan gue. Emang apa rahasianya?? Sebenernya ini tuh bukan rahasia yang disimpan oleh negara ataupun kalangan orang penting sekalipun. Hanya satu kata yang mungkin bisa kalian kembangkan arti dan maksud dari kalimat yang gue kasih ini. 
“Berusahalah untuk memperdayakan waktu jangan sampai waktu yang memperdayakan kita”. 
Kalimat itu selalu gue pegang jdalam prinsip gue kok. So far, selama mau melakukannya dengan perlahan tapi pasti tanpa terburu-buru insyaallah kita bakal nemuin ketenangan dalam hidup serta puas memiliki waktu yang cukup panjang.

Buat readers, pesan dari gue adalah percayakan pada diri kita sendiri untuk bisa melakukan hal yang terbaik tanpa tergesa-gesa dan secara konstan dengan menikmati segala kejadian yang ada serta mensyukurinya dan jangan ada rasa untuk mengeluh sedikitpun. Karena rmenurut gue, rasa mengeluh itu adalah perasaan berontak, protes, dan kecewa terhadap jalan yang dipilihkan oleh Tuhan. Mudah-mudahan gak ada yang sampai begitu yaa.. Astagfirullah.

Dengan begitu keriput-keriput pada wajahmu sedikit berkurang bahkan menghilang. #eh?? hehe

Rabu, 03 November 2010

Damai itu Indah






Seberapa pun baik dan menyenangkannya Anda di kantor, ada saja satu dua orang yang memusuhi Anda, baik tersamar maupun terang-terangan. Tidak perlu kesal. Selalu ada cara untuk mengubah lawan menjadi kawan.

Berikut tips bagaimana cara mengubah lawan menjadi kawan:



1. Cooling Down. http://www.judo4all.eu/Teaching/5264/91660.jpg
Kalau sama-sama bersitegang, dia memusuhi Anda, kemudian dibalas dengan permusuhan, suhu kantor pasti panas dingin. Tegang. Apalagi jika Anda mengumpulkan seteru untuk memusuhi dia, uhm, dia pasti makin sewot. Situasi ini jelas tidak kondusif. Jadi, mengapa tidak coba mencairkan suasana dengan bersikap sebaliknya. Kalau ada rekan yang mengompori, tidak perlu ditanggapi, katakan saja bahwa Anda tidak pernah memusuhi dia. Dan Anda tidak pernah punya persoalan dengan dia.

2. Berlagak Pilon
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwr4bk1FRHLvtr0Eq1W49vxCWAe6BxHAD85zaeBsod_AvzCt_QkfXdcfnLdDy2RvOHUnmLk15hGtbXw8Lw0wKeEbehQamoqzW-NYEYCnl1VJBgSet6Fh6ocUaw1RJRAvxmYw-dNFps87g/s320/areyoi.jpeg
Anda tahu dia memusuhi Anda, tapi bersikaplah seolah-olah tidak tahu. Anggaplan tidak pernah ada persoalan antara Anda dengan dia. Toh, yang menganggap Anda musuh adalah dia, bukan Anda. Jagalah sikap senormal mungkin di depan dia. Kalau setiap tiba di kantor Anda menyapa dia, jangan hentikan kebiasan tersebut. Jika sapaan Anda ditanggapi dengan wajah cemberut, jangan ambil pusing. Toh, lama-lama dia mungkin akan menyadari usaha dia memusuhi Anda sia-sia, karena Anda bersikap tidak peduli.
3. Jangan Dibalas
Kejahatan tidak perlu dibalas dengan kejahatan juga. Memang sulit mempraktekkannya tapi pasti bisa dilakukan. Satu contoh gampang adalah dengan memberi perhatian-perhatian kecil. Misal, kalau Anda pergi ke luar kota, jangan lupa membelikan sesuatu untuk dia. Kalau Anda memberikan sesuatu untuk teman-teman dekatnya, berikan juga pada dia. Kebesaran jiwa Anda lambat laun mungkin akan meluluhkan hatinya.
4. Bersikap Rendah Hati
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQlUH0Px2rueJAw8pmBhQmYrINTtAeGReFOJSWq1yHD2eooqgdTG16QMbhcJOoabHl_hl3m1-a9IR305pUNhWwPf3fCfTvsnv1MPr0zG9XXkmEfAS-nBhleJEmD3VUY8NOgAqskohfH2U/s1600/Kerendahan+Hati.jpg
Bersikaplah rendah hati. Kalau atasan memuji Anda di depan rekan-rekan lain, termasuk dia, jangan bersikap arogan. Katakan Anda masih punya banyak kekurangan, dan hasil yang Anda capai tidak lepas dari bantuan rekan-rekan lain, tak terkecuali dia. Biasanya sikap rendah hati akan membuatnya sadar bahwa Anda tidak layak dibenci. Sebaliknya sikap arogan akan membuatnya makin panas dan bersemangat membenci Anda.
5. Bersikap Profesional
http://gotranspenerjemah.com/wp-content/uploads/2011/03/Profesional-Recruiter.jpg

Seberapa tidak sukanya Anda pada dia, janganlah menghadapinya secara subyektif. Mungkin Anda tidak ingin bekerjasama dengannya, tapi pekerjaan mengharuskan Anda satu team dengannya. Mau tidak mau, Anda harus bekerjasama dengan dia. Singkirkan sejenak ketidaksukaan Anda, berikan sesuai porsi atau kapasitas Anda. Karena kalau tim itu gagal, Anda juga yang akan terkena dampaknya.
6. Ayo Fokus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCG7UW4WjFCPTCW7YyQWCmOrLpaPO4I7A12tB9eplRDGRAfdsKpNZqkge_b707W9XVScIBoqLwfuXTCjl6gDJ9V_1jtDGQ0GlT5chsvnd9bjSKRZ3Rx9sIzZ_IoIVvA2B4tFdIRxYiLq0/s1600/fokus+111.png
Daripada menanggapi permusuhannya, lebih baik focus pada pekerjaan. Abaikan saja perilakunya yang memancing emosi, missal ia gemar mengait-ngaitkan pekerjaan dengan hal lain yang tidak relevan. Pokonya apa pun yang dia lakukan, jangan gampang terpancing. Kalau perlu tanggapi perilakunya dengan bercanda sehingga dia akan merasa aksinya pada Anda tidak mempan.
7. Jangan Memancing
Sekesal apapun Anda pada dirinya jangan terpancing godaan rekan-rekan lain untuk menjelek-jelekan namanya. Karena bisa saja di antara teman-teman Anda itu, ada juga yan sengaja memancing di air keruh dan menambah suhu bertambah panas. Kalau perlu katakana pada mereka bahwa dia tidak seburuk yang mereka duga. Dengan begitu, ia mungkin akan sadar bahwa sikap permusuhannya hanya akan membakar dirinya sendiri.
8. Cry For Help
 http://archives.starbulletin.com/1999/06/08/ireland/arthed.jpg
Anda bisa minta bantuan orang ketiga untuk mencairkan komunikasi antara Anda dengan dia. Mintalah pada dia untuk membantu meluruskan permasalah. Mungkin sikap permusuhan dia dilandasi salah paham atau misunderstanding. Biasanya masukan dari orang ketiga akan dia dengat ketimbang penjelasan dari Anda.
9. Inisiatif Meminta Maaf
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiakCRSDC1Z-OU65Q1XZpyLqQ10Y8TUgUWkB0Wgcngn7N6toqOT-rXodk9mkSBOZJfnWs3wWZf6TpYEnaOkS59jnj1TJejR-DETMFke_49QH6b5HrjWdKi7VFDQIQ8K0b8Zgzy0Ne_0Ol8/s1600/maaf1.jpg
Hari Raya Besar seperti Lebaran,Natal, Tahun Baru dan lain-lain merupakan momen yang tepat memperbaiki hubungan dengan dia. Kalau dia tidak menghampiri Anda, tidak perlu gengsi mendatangi mejanya dan mengulurkan tangan meminta maaf lahir dan batik. Agar suasana mencair, boleh juga membawa makanan dan ajak dia mencicipi bersama. Masak sih hatinya tidak juga terbuka melihat ketulusan Anda? Bukankah sekeras-kerasnya hati orang, masih lebih keras batu kali?

Sumber: