Sepertinya tak pernah bosan ketika jiwa ini masuk ke dalam bunga tidur, ya
bertemu dengan orang-orang yang telah tiada. Entah apa yang dimaksud dengan
dugaan seperti dugaan-dugaan sebelumnya bahwa ada maksud yang tersirat dari
rangkaian cerita “maya”. Cerita ini adalah cerita yang keempat kalinya aku
bermimpi bertemu dengannya dengan seorang putri kecil anak dari pelaku utama,
Putri Khalidah.
Tiba-tiba tak sadarkan diri kalau jiwaku telah pergi masuk ke alam penuh
tanda tanya. Masuk di dalam sebuah ruangan yang gelap nuansa biru tua
kehitam-hitaman. Aku dengan Putri berjalan memasuki ruang itu yang sangat luas
dan tidak terdapat barang apapun, kami bergandengan tangan dan kami merasakan
ketakutan sekaligus penasaran untuk menelusuri ruang tanpa penerangan sama
sekali itu.
Tak lama kemudian muncul cahaya putih yang menyilaukan pandangan kami
sehingga mata kami saling ditutupi dengan lengan kami masing-masing. Tanpa ada
suara, hening dan begitu nyaman. Sosok dan wujud yang selalu aku temukan di
dunia “maya”, almarhum ayah Putri. Tidak ada yang terkaget bahkan terisak
tangis rindu dari Putri. Ayah menghampiri kami berdua dengan melemparkan senyum
khas di wajahnya yang selalu aku ingat. Senyum hangat, entah pertanda apa.
Beliau pergi meninggalkan kami berdua keluar dari ruangan itu dengan menaikki
tangga yang ujungnya semakin tak terlihat serta bercahaya terang.
Belum sempat kami berkata sesuatu. Dari tubuhnya mengatakan untuk
mengikutinya. Rasa penasaranku yang teramat besar untuk mengajak Putri
mengikuti almarhum keluar melewati tangga yang sama itu, tetapi rasa takut dari
diri Putri yang membuat langkah kami terhenti tepat di bawah anak tangga yang
paling dasar. Pergi meninggalkan kami dengan senyumnya yang mengartikan bahwa
kami harus mengikutinya tetapi tidak untuk sekarang ini. Lagi dan lagi, hal
yang tidak masuk akal aku artikan, namun itulah yang aku rasa. Semakin lama
dirinya berjalan semakin jauh dan cahaya dari tangga itu kian menghilang
seiring kepergiannya.
Kira-kira seperti itulah gambaran suasana kala itu hanya saja dirinya melewati sebuah tangga seperti di dalam lorong panjang berujungkan cahaya putih bersinar terang yang memalingkan pandangan siapapun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar