Say hello,

Rabu, 05 Juni 2013

Tafsir yang Membingungkan (Part 2)



Ternyata cerita tentang kami berlanjut tidak hanya bertemu dalam satu kali pertemuan saja. Cukup membuatku bertanya-tanya tentang apa yang diinginkan oleh lelaki paruh baya tersebut yang kini kukenal dengan sebutan “Ayah”. Masih sangat jelas terlukis raut wajahnya yang khas dan karakternya yang begitu tegas.
Di tempat dan waktu yang sama seperti yang aku ceritakan pada Tafsir yang Membingungkan (Part1) kini menuai alur berkelanjutan dari judul sebelumnya. Rasa penasaranku kian membara karena sekian lama aku tidak pernah menemukan mimpi dalam setiap tidurku, mungkin terakhir kali aku bermimpi bertemu dengan orang-orang yang telah tiada ya nenekku, pakdeku, kakak sepupuku yang telah mendahuluiku semuanya.



Aku pastikan kembali apakah lelaki paruh baya tersebut benar-benar telah tiada dan semua keraguanku terjawab sudah bahwa dirinya memang benar telah tiada. Aku semakin berpikir kritis hingga di dalam bunga tidur itu yang aku ingat adalah kisah-kisahku dengannya.


Di tempat dan waktu yang sama aku membawa sebuah catatan kecil beserta alat tulis yang siap aku utarakan segala pertanyaan akan kebingunganku tentang keinginan dirinya hingga masuk ke dalam bunga tidurku. Kutuggu dirinya sambil berdiri di tepi danau ditemani langit sore kemerahan. Kutunggu hingga malam menyelimuti ketakutanku karena kesendirianku di tempat itu. Dirinya pun tak kunjung datang.


Aku ingat sekali ternyata baju yang kukenakan masih sama seperti sebelumnya. Aku mencari berkas-berkas cahaya di pelosok pepohonan yang mirip sekali dengan hutan. Tak ada satupun berkas cahaya yang menyala seperti saat itu dirinya bertemu denganku, cahaya yang terpancar dari tubuhnya. Kini rasa kebingungannku berubah mejadi kekecewaan karena semua pertanyaanku tentang dirinya harus tertunda. Tertunda entah karena apa yang pasti saat itu aku yakin suatu saat aku bisa bertemu dengannya kembali di tempat yang sama dengan bermainkan kaki-kaki kami dengan genit.

Tidak ada komentar: