Dialog Rasulullah dan Iblis (sekitar 20
pertanyaan)
Suatu ketika Allah SWT
memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasulullah
saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun yang
dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad saw dan
juga sebagai peringatan dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itu pun mendatangi
Iblis dan berkata: “Hai
Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah saw. Bukalah semua
rahasiamu dan jawablah setiap pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau
berdusta walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu,
uratmu serta disiksa dengan azab yang amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang
dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw
dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut
putih 10 helai yang panjangnya seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai
3 (tiga) kali salam, Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata
: “Ya
Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku? Bukankah salam itu sangat
mulia di sisi Allah?”
Maka jawab Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku
engkau menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku sebagaimana kau tipu
Nabi Adam as sehingga beliau keluar dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia
tega membunuh Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud dalam
sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap beracun sehingga beliau sengsara
untuk beberapa lama, kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu
juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat
hasutanmu. Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wa
jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu. Aku mengenalmu dengan baik
wahai Iblis, Raja segala Iblis. Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah
engkau marah. Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul Anbiya.
Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap
umatmu dari zaman Nabi Adam as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap
apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya,
aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblis pun bersumpah menyebut
nama Allah dan berkata: “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatahpun niscaya
hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis
itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk
menyiasati segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada di majlis
ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan
Nabi (1): “Hai
Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis: “Ya Nabi Allah! Engkaulah
musuhku yang paling besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian
Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun gemetar karena ketakutan.
Sambung Iblis: “Ya Khatamul Anbiya! Aku
dapat merubah diriku seperti manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan
suarapun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena
dicegah oleh Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku
menjadi abu.
Aku cabut iktikad atau niat
anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan
pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga aku
berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau munafik. Aku akan menarik
seluruh umat Islam dari jalan yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk
ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan
Nabi (2): “Hai
Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis: “Adalah satu kemajuan bagi
perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya,
setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua
manusia supaya meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman, berbuat
durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas, perak dan permata, rumahnya,
tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di
mana lelaki dan perempuan bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar
supaya mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila terminum arak
itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan
terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki
hingga perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka
mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan
kesalahan mereka lalu hendak bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu
supaya mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya mereka berbuat
maksiat dan mengambil isteri orang. Jika hatinya terkena godaanku, datanglah
rasa ria’, takabur, iri, sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang
tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah
aku goda mereka setiap saat”.
Pertanyaan
Nabi (3): “Hai
Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak
mendatangkan faedah bahkan menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di
neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu?
Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang
memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?”
Jawab Iblis: “Semuanya itu adalah anugerah
dari Allah Yang Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi
jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun
menjadi Ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit
ke langit yang lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah
bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah
SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu
Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as) dan seluruh Malaikat
diperintah supaya memberi hormat sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang
ingkar. Oleh karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan
dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan menakutkan. Aku merasa sakit hati.
Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang
permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki
dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu
mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya
diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian
dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang
anak. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga
hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke
dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk
mencuri segala rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan
balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia dan memberitahu
manusia yang lain tentang apa yang sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu
daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke
dunia ini, maka aku tidak diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri
rahasia karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit.
Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api
yang menyala. Sudah banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu
dan semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah pekerjaanku dan bala
tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut manusia”.
Pertanyaan
Nabi (4): “Hai
Iblis! Apa yang pertama kali kau tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan
iktikad / niatnya, imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan,
perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, akan aku tarik
dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti
kemauanku”.
Pertanyaan
Nabi (5): “Hai
Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis: “Sungguh penderitaan yang
sangat besar. Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku kerahkan
berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada
setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya,
bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-buru supaya
cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya, matanya senantiasa melirik ke kanan
dan ke kiri, telinganya senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi
yang lain.
Beberapa iblis yang lain
duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya tidak kuat sujud
berlama-lama, penat waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa
terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua membuat berkurangnya
pahala. Jika para iblis tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan
menghukum mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan
Nabi (6): “Jika
umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang terjadi padamu?”
Jawab Iblis: “Jika mereka membaca
Al-Qur’an karena Allah, maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu
aku lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7):
“Jika umatku
mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?”
Jawab Iblis: “Binasalah diriku, gugurlah
daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan
Nabi (8): “Jika
umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis: “Ya Rasulullah! Inilah
bencana yang paling besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan,
maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut
dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa
yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatat
dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit
dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang
malam memohonkan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemudian orang
berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua
pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya dan
dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut
ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah
datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin,
syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai
serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang
lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan
dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa
ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di
tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan
Nabi (9): “Hai
Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”