Say hello,

Selasa, 19 Juni 2012

Sepam #lembaran ke-7


Cerita kali ini yaa seperti biasanya adalah lanjutan cerita dari sepam sebelumnya. Tepatnya tanggal 24 Mei 2012, hari Kamis. Busssyyyeeett… jauh amat Yar? Yaiyalah maklum artes sibuk banget jadinya numpuk deh tulisan ini sebagai ‘utang postingan’.

Lanjuuutt…

Sebelumnya kan praktikum Transformator tuh, praktikum terakhir tentang kelistrikkan. Nah saat praktikum itu adalah saat yang gemilang karena partner berhasil mengambil kabel yang banyak sebelum kelompuk lain pada ngambil duluan. Banyaknya ga kira-kira sampai yang lain pun ga kebagian. Partner yang mengambil kabel dan saya menjaga pertahanan tempat. Hahaha koplak banget dah liat tingkah dan kelakuan sang partner yang ga pernah memerdulikan usianya terlampau jauh *uups

Mati lampu. Berhentilah segala aktivitas, wong listrik.. dan akhirnya saya didongengin tentang Persamaan Schrodinger yang 3 Dimensi. Luaaarr binasa…

Next, inti ke ceritanya yang tanggal 24 Mei ini. Praktikum Indeks Bias. Ga pake listrik-listrikkan ataupun setrum-setruman yaa jadinya pas pretest yang banyak bicara itu saya, kebalikan saat listrik. Bodo amat lah. Naaahhh… disinilah kelemahan kami. Apasih? Itu loh… kan indeks bias ngeliat garis lurus, nah mata partner itu presbiopi, mata saya astigmatisme. Gimana mau ngeliat yang lurus coba? Hahaha akhirnya kami mendatangkan pihak ke tiga yaitu Zilan.

I: “Kiar, coba cek ini udah lurus belom, klo belom lu geser-geser aja”
K: “Udah” (yaelaaaa… palingan geser cuman 1 mm)

Begitu terus-terusan dengan konsentrasi larutan yang diujikan berbeda-beda, tetep ga ada perubahan. Kata kelompok sebelumnya, kelompok Raras Hafidz Lofrina tuh indeks bias adalah praktikum yang paling cepet. Tapi, buat kami adalah yang amat sangat lama.

Berikut faktor kesalahannya:
1. Disuruh bikin larutan dengan konsentrasi yang berbeda-beda eeeehh volume airnya 100ml, ya pas di tuang ke refraktometer ya cetek lah. Gimana bisa liat garisnya juga yang melewati medium berbeda. Dan itu baru sadar setelah 3 kali percobaan, tinggal 1 percobaan lagi selesai.
2. Belom kalibrasi timbangan pas nimbang gula pasirnya -______-
3. Partner kaga ngerti make neraca, jadi apa-apa serba saya.
4. Pas ulang lagi dari awal, pake airnya sebanyak 200ml, setelah dicoba sampai 2 kali percobaan hasilnya gagal, ngulang lagi dan finalnya kami memakai air sebanyak 250ml. Itu beda banget yaaaa… udah tuh ya kecapean ngaduk-ngaduk sampai frustasi ganti-ganti konsentrasi larutan mulu dan akhirnya ngaduk bukan di gelas beker tapi di refraktometernya. Hahahaha kelakuan partner tuh. Eehh… ketauan Ka Uswah klo kami ngaduk-ngaduknya di tempatnya langsung yang bakal tau klo di refraktometernya itu bakal susah, lama, dan ga larut semua gulanya dalam air.
5. Partner mata presbiopi, saya mata astigmatisme. Minta tolong Zilan dan ternyata dia juga astigmatisme jadi percuma. Oke, Zilan ga lulus *apasih. Sreeett..sreett… narik Doyok alias Delok. Baru deh dia menjadi pihak ke-tiga-nya.

Praktikum yang ini nih yang bakal jadi bahan UAS kelompok kami yaitu kelompok 8. Enak yaaa?? Wkwkwk.

Intinya, jangan buang-buang gula pasir itu mahal tauk >,<
Pesannya, tetep akur lah yaa.


Tidak ada komentar: