PEMANFAATAN MEDIA KERANJANG TAKAKURA
UNTUK MENGOLAH SAMPAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP 3R
Oleh
Kiar Vansa Febrianti
Belakangan
ini, sampah menjadi persoalan kian kompleks terutama di kota-kota besar
Indonesia. Kasus konflik persampahan mencuat terjadi di Jakarta, Bogor, Depok,
Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Bandung Raya. Hingga kini belum ada
obat yang mujarab mengatasi persoalan tersebut. Sampah akan selalu ada selama
masih adanya kehidupan karena sampah merupakan konsekuensi logis dari adanya
hidup dan kehidupan.
Potensi
sumber sampah terbesar bersal dari pemukiman penduduk, disusul pasar,
pertokoan, tempat komersial, lembaga pendidikan, dan lain-lain. Setiap urusan
rumah tangga mengahasilkan sampah 2,9 liter/hari. Beban tersebut akan terasa
ringan bila ditangani bersama-sama. Salah satu cara yang tepat adalah
menyediakan pewadahan. Setiap rumah tangga harus memilah sampahnya ke
masing-masing wadah sesuai dengan jenisnya, yaitu organik, non organik, dan
yang mengandung B3 skala kecil.
Pewadahan
yang dimaksud adalah keranjang Takakura. Keranjang Takakura merupakan alat
pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota
Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan
Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini
merupakan hasil penelitian dari seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura
(Jepang). Pembuatan keranjang ini berawal dari jumlah sampah yang semakin
meningkat di Surabaya sekitar tahun 2001.
Keranjang
berukuran relatif kecil ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita.
Memiliki ukuran relatif kecil tetapi kinerjanya cukup tinggi, yaitu
mampu mempercepat proses pembuatan kompos dan
kecil kemungkinan terjadinya bau. Pengomposan cara
ini sangat bermanfaat untuk para mahasiswa, bujangan, dan keluarga kecil karena
bisa ditempatkan di dalam kamar, apartemen, atau di dalam rumah biasa.
Adapun
penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) mempelajari proses pembuatan
kompos melalui keranjang takakura, (2) mengupayakan pemanfaatan limbah rumah
tangga yang tidak berguna menjadi berguna, (3) mengatasi produksi limbah yang
berlebih dan tidak berguna serta pencemaran yang terjadi, (4) meningkatkan
perekonomian masyarakat, dan (5) menjaga kelestarian lingkungan.
Keranjang
Takakura mudah didapat di toko atau pasar yang menjual barang-barang kelontong
rumah tangga. Ukurannya hanya sekitar 50 liter, biasanya digunakan untuk
keranjang wadah pakaian kotor sebelum dicuci. Walaupun
ruang yang disisakan untuk mengkompos hanya 1/3 wadah, tetapi wadah akan penuh
paling cepat 2-3 bulan untuk masukan 1-2 kg sampah per hari.
Satu
keranjang standar dengan starter kompos 8 kg dapat dipakai oleh keluarga dengan
jumlah anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di
keranjang ini maksimal 1-1,5 kg per hari. Jenis sampah organik yang bisa
diproses di keranjang ini contohnya sisa sayuran, sisa nasi, sisa ikan, ayam,
kulit telur, dan sampah buah yang lunak.
Dapat
disimpulkan bahwa keranjang takakura mempunyai nilai ekonomis karena proses
pembuatannya yang cukup mudah serta bahan–bahannya mudah didapat sehingga dapat
meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan. Keranjang Takakura merupakan media
yang baik untuk pengolahan limbah rumah tangga mengingat masyarakat pada
umumnya suka membuang sampah di sembarang tempat, sehingga media ini mampu
mengurangi pencemaran udara dan penumpukan sampah yang berlebih karena prosenya
yang ramah lingkungan.
Kata kunci: Takakura, sampah dan
kompos, 3R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar