Say hello,

Jumat, 06 Juli 2012

Abstrak LKTI FMIPA UNJ 2012


PEMANFAATAN MEDIA KERANJANG TAKAKURA UNTUK MENGOLAH SAMPAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN PRINSIP 3R

Oleh Kiar Vansa Febrianti

Belakangan ini, sampah menjadi persoalan kian kompleks terutama di kota-kota besar Indonesia. Kasus konflik persampahan mencuat terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek) serta Bandung Raya. Hingga kini belum ada obat yang mujarab mengatasi persoalan tersebut. Sampah akan selalu ada selama masih adanya kehidupan karena sampah merupakan konsekuensi logis dari adanya hidup dan kehidupan.

Potensi sumber sampah terbesar bersal dari pemukiman penduduk, disusul pasar, pertokoan, tempat komersial, lembaga pendidikan, dan lain-lain. Setiap urusan rumah tangga mengahasilkan sampah 2,9 liter/hari. Beban tersebut akan terasa ringan bila ditangani bersama-sama. Salah satu cara yang tepat adalah menyediakan pewadahan. Setiap rumah tangga harus memilah sampahnya ke masing-masing wadah sesuai dengan jenisnya, yaitu organik, non organik, dan yang mengandung B3 skala kecil.

Pewadahan yang dimaksud adalah keranjang Takakura. Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini merupakan hasil penelitian dari seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura (Jepang). Pembuatan keranjang ini berawal dari jumlah sampah yang semakin meningkat di Surabaya sekitar tahun 2001.

Keranjang berukuran relatif kecil ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita. Memiliki ukuran relatif kecil tetapi kinerjanya cukup tinggi, yaitu mampu mempercepat proses pembuatan kompos dan kecil kemungkinan terjadinya bau. Pengomposan cara ini sangat bermanfaat untuk para mahasiswa, bujangan, dan keluarga kecil karena bisa ditempatkan di dalam kamar, apartemen, atau di dalam rumah biasa.

Adapun penelitian ini dilakukan bertujuan untuk (1) mempelajari proses pembuatan kompos melalui keranjang takakura, (2) mengupayakan pemanfaatan limbah rumah tangga yang tidak berguna menjadi berguna, (3) mengatasi produksi limbah yang berlebih dan tidak berguna serta pencemaran yang terjadi, (4) meningkatkan perekonomian masyarakat, dan (5) menjaga kelestarian lingkungan.

Keranjang Takakura mudah didapat di toko atau pasar yang menjual barang-barang kelontong rumah tangga. Ukurannya hanya sekitar 50 liter, biasanya digunakan untuk keranjang wadah pakaian kotor sebelum dicuci. Walaupun ruang yang disisakan untuk mengkompos hanya 1/3 wadah, tetapi wadah akan penuh paling cepat 2-3 bulan untuk masukan 1-2 kg sampah per hari.

Satu keranjang standar dengan starter kompos 8 kg dapat dipakai oleh keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1-1,5 kg per hari. Jenis sampah organik yang bisa diproses di keranjang ini contohnya sisa sayuran, sisa nasi, sisa ikan, ayam, kulit telur, dan sampah buah yang lunak.

Dapat disimpulkan bahwa keranjang takakura mempunyai nilai ekonomis karena proses pembuatannya yang cukup mudah serta bahan–bahannya mudah didapat sehingga dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan. Keranjang Takakura merupakan media yang baik untuk pengolahan limbah rumah tangga mengingat masyarakat pada umumnya suka membuang sampah di sembarang tempat, sehingga media ini mampu mengurangi pencemaran udara dan penumpukan sampah yang berlebih karena prosenya yang ramah lingkungan.

          Kata kunci: Takakura, sampah dan kompos, 3R

Tidak ada komentar: